Saturday, January 23, 2016

HUMAN CAPITAL SEBAGAI INVESTASI PEMBANGUNAN MANUSIA
Oleh Tomi Sapari
170310120009
Pembangunan Sosial



K
onsep  pembangunan  manusia  (people  centered  development)  bukan  hal yang  baru dalam wacana konsep maupun praktik pembangunan. Konsep tersebut muncul sebagai reaksi terhadap  kegagalan  model pembangunan  yang bertumpu  pada pertumbuhan  ekonomi  dalam mewujudkan kesejahteraan secara merata tidak terwujud. Kesadaran bahwa pembangunan seyogianya   menjadi   sarana   untuk   mengentaskan   kemiskinan   telah   melahirkan   model pembangunan  yang bertumpu pada pemenuhan  kebutuhan dasar manusia, yakni pendidikan, kesehatan,   dan  pelayanan   dasar.
Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan ekonomi mencoba menjelaskan hubungan antara pendidikan

dengan pembangunan  ekonomi untuk mencapai kesejahteraan. Teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi banyak manfaat, antara lain: diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, efisiensi produksi, peningkatan kesejahteraan dan tambahan pendapatan seseorang apabila mampu menyelesaikan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya.
Adanya Masyarakat Ekonomi Asean menjadi tantangan sendiri bagi Indonesia, hal ini menjadi momentum agar Indonesia berbenah diri dalam pembangunan manusia yang mengutamakan manusia sebagai pusat pembangunan, manusia sebagai investasi jangka panjang dan jangka pendek bagi majunya negara Indonesia. Modal Manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk bersaing dengan negara-negara lain, tentunya dengan meningkatnya daya saing meningkat pula kesadaran pemerintah agar berfokus kepada pembangunan sosial dan ekonomi agar terjadinya kestabilan dalam negeri.
1. Kesehatan Dalam Pembangunan Manusia
Puan: Pembangunan Manusia Indonesia Bergantung pada Gizinya
JAKARTA, KOMPAS.com —Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, pembangunan manusia Indonesia yang berkarakter dan unggul salah satunya ditentukan oleh kecukupan gizi.
"Kekurangan gizi pada usia dini akan berimplikasi pada perkembangan anak dan selanjutnya perkembangan potensi diri pada usia produktif," kata Puan seusai Pembukaan Diseminasi Global Nutrition Report dan Puncak Peringatan Hari Gizi Nasional tahun 2015 di Jakarta, Senin (9/2/2015).
Dia menjelaskan, masalah gizi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu kemiskinan, kesehatan, pangan, pendidikan, air bersih, keluarga berencana, dan berbagai faktor terkait lainnya.
Oleh karena itu, permasalahan perbaikan gizi masyarakat merupakan upaya dari berbagai sektor yang perlu sinergi dan terkoordinasi.
"Kondisi masyarakat Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 52 persen atau 125 juta penduduk berada pada tingkat kemampuan berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di bawah Rp 500.000 per orang per bulan," katanya.
Sementara itu, pengeluaran masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan pada umumnya mencapai 20 persen.
"Sebagaimana yang telah menjadi tekad pemerintahan saat ini bahwa norma pembangunan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat, tidak menciptakan ketimpangan sosial, dan memberikan perhatian khusus kepada peningkatan produktivitas rakyat kecil," katanya.
Maka dari itu, kata dia, penyempurnaan dan penajaman program penanggulangan kemiskinan ke depan sangat mendesak dan harus dapat menyentuh akar persoalannya.
Di dalam RPJMN 2015-2019, pemerintah telah bertekad untuk segera memperbarui definisi dan metode pengukuran kemiskinan sehingga program penanggulangan kemiskinan lebih tepat sasaran dan tepat hasil.
"Selain melalui program penanggulangan kemiskinan, upaya lainnya dalam menggerakkan percepatan perbaikan gizi antara lain adalah dengan menjamin pelayanan kesehatan ibu dan anak, mencegah pernikahan dini, membangun infrastruktur untuk pengadaan air bersih," katanya.
Selain itu ialah program ketahanan pangan rumah tangga kelompok masyarakat kecil, pendidikan hidup sehat pada anak-anak usia sekolah dasar, dan sosialisasi mengenai sumber gizi yang murah.
Dari berita tersebut telah dijelaskan bahwa pembangunan manusia Indonesia secara mendasar melalui pelayanan kesehatan terutama kesehatan gizi, karena dengan terpenuhinya pelayananan kesehata sejak dini maka pembangunan manusia sebagai investasi masa depan akan terwujud. Kemudian ada beberapa hal yang menjadi penghambat pemenuhan gizi bagi yaitu kemiskinan, kesehatan, kebersihan lingkungan dan keluarga berencana. Sejalan dengan hal tersebut pemenuhan dasar ini menjadi penting bagi keberlangsungan investasi masa depan di bidang pembangunan manusia Indonesia karena selain kualitas pendidikan yang baik juga kualitas kesehatan juga baik. Kemudian untuk menjamin hal ini terus berjalan harus adanya kebijakan dari pemerintah tentang pemenuhan kebutuhan gizi bagi masyarakat Indonesia.
Kesehatan adalah  manifestasi modal  pembangunan manusia sebagai kebutuhan mendasarnya. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja  dan  berfikir  secara  produktif.  Stephen  Covey  (1990)  dalam  bukunya  yang berjudul Seven Habits of Highly Effective People, mengatakan bahwa kesehatan adalah bagian dari kehidupan yang harus selalu dijaga dan ditingkatkan kualitasnya sebagai pendukung manusia yang efektif.   Kemudian dalam konteks membangun manusia Indonesia yang sehat seutuhnya, pembangunan harus dapat memfasilitasi setiap orang dapat memenuhi lima kebutuhan dasar manusia sebagaimana dikemukakan oleh ahli psikologi Abraham Maslow antara lain: (1) kebutuhan fisiologis; (2) kebutuhan rasa aman; (3) kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang; (4) kebutuhan penghargaan; serta (5) kebutuhan aktualisasi diri. Analisis psikologi Abraham Maslow  sangat membantu dalam merumuskan konsep pembangunan yang menempatkan manusia pada posisi sentral, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan, serta berorientasi untuk membangun manusia yang sehat seutuhnya, fisik-material dan mental-spiritual.
2. Pendidikan Dalam Peningkatan Pembangunan Manusia       
Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi masa depan dunia secara global. Untuk itu, pendidikan harus dapat menyiapkan generasi muda abad ke-21 yang  unggul, berdaya saing tinggi dan mampu bekerjasama guna mencapai kemakmuran bagi setiap negara dan dunia. Namun, Pembangunan tidak akan bisa tumbuh dengan baik walaupun peningkatan mutu pendidikan atau mutu sumber daya manusia dilakukan, jika tidak ada program yang jelas tentang peningkatan mutu pendidikan dan program ekonomi yang jelas.
          Mengingat pentingnya peran pendidikan tersebut, maka investasi modal manusia melalui pendidikan di negara berkembang sangat diperlukan walaupun investasi di bidang pendidikan merupakan investasi jangka panjang secara makro, manfaat dari investasi ini baru dapat dirasakan setelah puluhan tahun. Tentunya ketersiadaan fasilitas dan sarana penujang pendidikan harus diperbaiki terutama kualitas tenaga pendidik harus ditingkatkan juga.
          Pemerintah memilik peranan penting dalam meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia (SDM) sehingga memiliki  karakter, pengetahuan, values, attitudes dan skills yang dapat ditunjang melalui lembaga pendidikan, program pendidikan 9 tahun, hal ini juga menjadi landasan dalam mensukseskan visi Indonesia Emas 2045, dengan menggunakan SDM yang berkualitas akan mendorong Indonesia menjadi 7 negara dengan perekonomian yang baik. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya mengembangkan tingkat pendidikan di dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian, adalah :
1.      Pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat mengambil langkah yang lebih rasional dalam bertindak atau mengambil keputusan.
2.      Pendidikan memungkinkan masyarakat mempelajari pengetahuan-pengetahuan teknis yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan kegiatan-kegiatan modern lainnya.
3.      Pengetahuan yang lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya.
3. Peningkatan Kapasitas Individu dan Kapasitas Masyarakat
Selain kedua aset penting dalam pembangunan manusia seperti kesehatan dan pendidikan, peningkatkan kapasitas individu dalam masyarakat juga harus ditingkatkan agar mereka mampu mandiri dan tidak tergantung dengan bantuan dari pemerintah seperti BLSM dan BLT. Program-program pengembangan kapasitas masyarakat seperti PNPM Mandiri juga sangat diperlukan selain kapasitas yang dikembangkan, secara langsung perekonomian juga akan meningkat, karena sebagian goals dari program tersebut adalah adanya peningkatan dalam sektor perekonomian masyarakat.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang telah diluncurkan Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu Sulawesi Tengah merupakanrepresestasi dari kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat (Klaster 2) adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan  untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Pendekatan pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk memperbaiki stabilitas sosial, membuka lapangan kerja, memperbaikitata pemerintahan daerah dan mencip menciptakan aset untuk kelompok miskin. Program-program penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dicirikan dengan: a) menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat; b) melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat; dan c) kegiatan program dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat.
Tujuan umum PNPM Mandiri adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Adapun yang menjadi tujuan khususnya adalah sebagai berikut: Meningkatnya partisipasi dan kesempatan kerja masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representative, dan akuntabel. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor). Meningkatnya modal social masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi social dan budaya serta untuk melestarikan kearifan local. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
PNPM-Mandiri menekankan prinsip-prinsip dasar berikut ini:
Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM Mandiri senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiata pembangunan secara swakelola. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya. Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.
Investasi modal manusia sebenarnya telah ada di Indonesia namun dalam implementasi kebijakannya belum gencar dan terfokus diterapkan oleh pemerintah sebagai pelaksana kebijakan dan program serta masyarakat sebagai penerima manfaat program itu sendiri. Kemudian partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program yang diberikan sangat diperlukan karena tentunya hal ini juga untuk meningkatkan kapasitas yang dilimiki oleh masyarakat, PNPM Mandiri juga adalah program tentang peningkatan kapasitas masyarakat yang dioragniasikan kemudian ada juga peningkatan kapasitas dan kesempatan sosial untuk individu. Karena jika kapasitas individu sudah tercapai maka akan dengan mudah untuk mengembangkan yang ada di masyarakat, perlu diingat bahwa indonesia memiliki sumberdaya manusia yang banyak dengan penduduk terbanyak ke 4 di dunia, maka adalah sebuah kesempatan dengan banyaknya sumberdaya manusia untuk menjadikan pembangunan manusia yang lebih  baik, ditambah saat ini Indonesia berada dalam zona bonus demografi yang dimana panduduk usia produktif lebih dominan jumlahya dari penduduk yang sudah atau belum produktif. Tentunya hal ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah dengan memperbanyak program tentang keterampilan, pendidikan, dan peningkatan kapasitas individu dalam masyarakat agar mampu bersaing secara mandiri.
Referensi:
Abu Huraerah. 2003. Isu Kesejahteraan Sosial (Di Tengah Ketidakpastian Indonesia). Bandung: CEPLAS (Center for Political and Local Autonomy Studies)
Suharto, Edi. 2013. Kebijakan Sosial Sebagau Kebijakan Publik. Bandung: Afabeta. Cetakan ke-empat



About

BTemplates.com

Tomi Sapari. Powered by Blogger.

Pages

Popular Posts