Wednesday, April 8, 2015

PENGANTAR
Pada abad ke-21 ini pembangunan bukan hanyalah berfokus kepada ekonomi dan peningkatan insfraktuktur, namun pembangunan manusia yang didalamnya tentu saja manusia sebagai subyek dari pembangunan tersebut. Berbeda dengan proses pembangunan ekonomi yang mengacu pada percepatan pembangunan yang bersektor di bidang ekonomi saja, kemudian manusia atau masyarakat dijadikan sebagai obyek dari pembangunan. Ditambah dengan pembangunan yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan tidak mengikutsertakan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan kebijakan pembangunan.
            Menurut Margareth dan Midgley (1982) model pembangunan sosial pada dasarnya menekankan pentingnya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok marjinal, yakni peningkatan taraf hidup masyarakat yang kurang memiliki kemampuan ekonomi secara berkelanjutan. Hal ini tentunya sejalan dengan konsep kesejahteraan sosial tentang pelayanan sosial. Menurut Elizabeth Wickenden (dalam Friedlander, 1974:4)  Kesejahteraan Sosial, sebagai :” a system of laws, programs, benefits, and services which strengthen or assure provision for meeting social needs recognized as basic for the welfare of the population and for the functioning of the social order”. (suatu sistem perundang-undangan, kebijakan, program, pelayanan, dan bantuan; untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sosial yang dikenal sebagai kebutuhan dasar bagi kesejahteraan manusia dan bagi berfungsinya ketertiban sosial secara lebih baik)”.





1.      Pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial
a.      Definisi Pekerjaan Sosial
Pekerjaan sosial merupakan profesi yang dimana melakukan pelayanan terhadap individu, keluarga, komunitas dan masyarakat untuk mencapai keberfungsian sosialnya dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Pekerjaan sosial dipandang sebagai sebuah profesi yang bisa menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di abad ini. Karena proses pendekatan dan kajian ilmunya yang multidisiplin sehingga mampu diadaptasikan dengan ilmu sosial yang lainnya.
Pekerjaan sosial adalah profesi yang bidang utamanya berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang terorganisasi, dimana tujuannya untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi dalam penyesuaian diri secara timbal balik dan saling menguntungkan antar individu dengan lingkungan sosialnya, melalui penggunaan metode-metode pekerjaan sosial.
Dapat dikatakan bahwa pekerja sosial sebagai subyek dalam memberikan pelayanan sosial untuk membuat IKKM yang mempunyai permasalahan dapat menemukan solusi yang terbaik untuk menyelesaikannya, kemudian pekerja sosial sebagai pemberi pelayanan sosial kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) agar mereka tidak diabaikan oleh pemerintah. Fungsi dan peran pekerja sosia pun dalam dewasa ini sangat diperlukan keberadaannya, terutama di Indonesia, “karena semua permasalahan sosial yang ada di dunia semua ada di Indonesia” menurut Bpk Budhi Wibhawa (Dosen Kesejaahteraan Sosial FISIP UNPAD). Selanjutnya profesi pekerjaan sosial belum begitu familiar ditelinga masyarakat luas, masyarakat belum memahami ketika mereka mempunyai permasalahan bisa mendatangi pekerja sosial untuk membantu menyelesaikan masalahnya.
b.      Praktik Pekerjaan Sosial
Menurut Encyclopedia of Social Work ada 32 Bidang Praktek Pekerjaan Sosial
·         Dewan kesejahteraan masyarakat
·         Kesejahteraan dan kenakalan : lembaga-lembaga pelayanan kesejahteraan dan kenakalan, probasi dan parole
·         Ketidakmampuan dan cacat tubuh/fisik, sakit kronis, visual dan auditory disorder dan rehabilitasi pekerjaan
·         Pendidikan pekerjaan sosial
·         Perencanaan sosial dan lingkungan
·         Kependudukan dan keluarga berencana
·         Pelayanan-pelayanan keluarga : pendidikan  kehidupan keluarga, penyembuhan keluarga, konseling sebelum dan sesudah perkawinan
Bidang Praktek Pekerjaan Sosial menurut kedudukannya
A.    Pekerjaan sosial sebagai suatu disiplin utama. Meliputi:
1. Kesejahteraan anak
            a. Adopsi dan pelayanan kepada orang tua yang tidak berdaya
            b. Foster care
            c. Residential care
            d. Bantuan terhadap anak-anak terlantar atau gelandangan
            e. Pelayanan-pelayanan perlindungan
2. Pelayanan-pelayanan keluarga
            a. Konseling keluarga
            b. Pendidikan tentang kehidupan keluarga
            c. Keluarga berencana
3. Pemeliharaan penghasilan
            a. Bantuan sosial
            b. Asuransi sosial       
c. Program pemeliharaan penghasilan yang lainnya
B.     Pekerjaan sosial sebagai disiplin ilmu yang sejajar atau sama kedudukannya dengan disiplin ilmu yang lainnya. Meliputi:
1. Pelayanan terhadap lanjut usia
a.       Bantuan terhadap orang-orang lanjut usia yang terlantar dan tidak mempunyai tempat tinggal
b.      Bantuan terhadap orang lanjut usia yang dalam waktu cukup lama tidak mempunyai fasilitas pemeliharaan
2. Pelayanan kepada masyarakat
            a. Pengorganisasian masyarakat (Community organization)
            b. Perencanaan masyarakat (Community planning)
            c. Pengembangan masyarakat (Community development)
3. Pelayanan bagi kelompok dan pemuda
4. Pelayanan terhadap orang-orang yang mengalami keterbelakangan dan gangguan kesehatan mental     
C.     Pekerjaan sosial sebagai suatu disiplin ilmu yang membantu disiplin ilmu yang lain. Meliputi:
  • Koreksional
  • Industri
  • Penelitian rumah sakit dan kesehatan
  • Sekolah
Praktik pekerjaan sosial meliputi dimensi mikro, mezzo, dan makro, yang dimana ketiga dimensi ini menjadi dasar praktik pekerjaan sosial. Pertama adalah mikro, memberikan pelayanan sosial kepada individu dan keluarga yang mempunyai masalah untuk diselesaikan, kemudian menggali potensinya agar mereka bisa kembali berfungsi sistem sosialnya. Yang kedua dalah mezoo, melakukan pelayanan sosial berbasi kepada lembaga atau komunitas kecil, dimana fungsinya memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat atau yang biasa disebut Human Service Organization (HSO). Kemudian adanya  pelayanan kepada masyarakat dengan cara mengembangkan potensi yang ada dimasyarakat, berawal dari permasalahan kemudian dijadikan dasar untuk memberdayakan masyarakat.
c.       Metode Pekerjaan Sosial

Untuk mendukung praktik pekerjaan sosial tentu saja harus ada metode atau cara-cara yang dilakukan pekerja sosial untuk memberikan pelayanan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Hal ini bertujuan agar setiap pembagiannya terdapat cara yang paling tepat untung menyelesaikan permasalahan klien. Kemudian bidang praktik pekerjaan sosial terdapat mikro (individu dan keluarga), Mezzo (lembaga) dan makro (masyarakat dan kebijakan). Kemudian ketiga bidang garapan pekerja sosial tersebut dibagi lagi berdasarkan metode pekerjaan sosial diantaranya: bidang mikro metodenya adalah Social Case Work (SCW), Mezzo metodenya Social Group Work (SGW), dan Makro Community Organization adn Community Depelopment (CO/CD).
1)      Metode Social Case Work
Metode Social Case Work atau yang dikenal dengan bimbingan sosial perorangan merupakan suatu metode pemberian bantuan kepada orang yang mempunyai masalah didasarkan atas pengetahuan, pemahaman, serta penggunaan teknik-teknik terampil yang diterapkan untuk membantu orang-orang guna memecahkan masalahnya dan mengembangkan potensi dirinya.
Metode Social Case Work bersifat individual, karenanya dikatakan pendekatan mikro yang membantu individu-individu yang memiliki masalah, baik yang bersifat eksternal, artinya memiliki masalah yang bersumber dari lingkungan sosialnya maupun individu-individu yang mengalami masalah yang bersumber dari dalam dirinya sendiri.
Kajian mikro dalam Social Case Work memberikan pelayanan kepada individu yang mempunyai masalah kemudian memerlukan case worker untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Kemudian case worker ini menggunakan teknik-teknik SCW seperti Case Management yang memberikan pertolongan terhadap individu, pasangan atau keluarga untuk menegosiasi sistem yang kompleks yang didesain untuk memberikan pelayanan medis, hukum, dan sosial serta ,menolong klien untuk memperoleh bantuan yang sesuai pada waktunya. Kemudian ada teknik Terapi Kognitif yang membantu klien menemukan keberanian untuk berubah, menggunakan fikiran untuk mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang bertanggung jawab, serta menggunakan proses evaluasi kognitif untuk menemukan peluang-peluang. Ketiga adalah Behavior Therapy yang membantu klien untuk merubah perilaku individu (kilen) yang maladaptif agar mampu mengurangi atau menghilangkan perilaku mal-adaptif tersebut.
2.      Social Group Work
Social Group Work adalah suatu metode untuk bekerja dengan, dan menghadapi orang-orang di dalam suatu kelompok, guna peningkatan kemampuan untuk melaksanakan fungsi sosialnya, serta guna pencapaian tujuan-tujuan secara sosial dianggap baik (Soetarso, Pengantar Kesejahteraan Sosial, 1976, hlm.72)
Metode ini disebut juga dengan bimbingan sosial kelompok didasarkan atas pengetahuan mengenai kebutuhan-kebutuhan manusia untuk berhubungan satu sama lain, dan adanya saling ketergantungan diantara mereka. Bimbingan sosial kelompok merupakan suatu metode untuk memperkecil atau menghilangkan hambatan-hambatan dalam berinteraksi sosial, dan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diterima secara sosial.
Social Group Work  merupakan suatu pendekatan yang dilaksanakan secara sadar dan ditujukan guna pengembangan sebesar-besarnya kapasitas individu, dengan hubunganya dengan kelompok; dan belajar memahami kapan dia harus memberikan sumbangan (partisipasi), dan kapan harus menerima. Metode ini memfokuskan bagaimana sebuah kelompok yang terdiri dari minimal 10 individu yang saling berinteraksi dan dipandu oleh seorang Fasilitator untuk membahas tentang masalah serta potensi yang dimiliki oleh individu-individu dalam kelompok tersebut. Teknik FGD (Focus Group Disscusion) dimana individu dalam kelompok berdiskusi, individu dalam kelompok tersebtu kemungkinan memiliki masalah yang sama kemudian mencari solusi untuk menyelesaikan masalahnya secara bersama.

3.      Metode Community Organization and Community Depelopment (CO/CD)
CO/CD merupakan metode pekerjaan sosial yang melakukan intervensi pada tingkat komunitas (macro practice). Dalam Social Work Dictionary, Pengorganisasian Masyarakat (CO) diartikan sebagai suatu proses intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial dan atau profesi lain dalam rangka menolong individu, kelompok, dan masyarakat yang mempunyai kepentingan bersama dan berada dalam suatu daerah tertentu. Tujuan pertolongannya untuk memecahkan masalah sosial dan meningkatkan kesejahteraan sosial melalui usaha bersama yang terencana.
Pengembangan Masyarakat (CD) adalah upaya yang dilakukan oleh profesional dan penduduk setempat untuk meningkatkan ikatan sosial diantara anggota masyarakat, meningkatkan motivasi warga masyarakat agar mampu menolong diri mereka sendiri, mengembangkan tanggung jawab kepemimpinan lokal, dan menciptakan atau merevitalisasi institusi lokal.
Metode pengembangan masyarakat merupakan sebuah metode yang didalamnya menggunakan prinsip-prinsip partisipasi masyarkat untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, bukan hanya dari sisi ekonomi saja, namun dari sisi sosial dan budayanya. Mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat adalah tujuan dari CD yang dimana masyarakat dapat mengetahui potensinya, kemudian masyarakat bisa mengakses sistem sumber yang diperlukannya. Kegiatan tersebut tidak lepas dari pengorganisasian masyarakat untuk membuat gerakan atau tim inti serta menyusun pelaksana perubahan dari masyarakat sendiri.
Hal ini juga menyangkut tentang kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah agar masyarakat bisa menterjemahkan setiap kebijakan sosial atau bantuan sosial bukan sebagai hal yang membuat masyarakat bergantung dan tidak bisa berkembang sendiri. Tentu saja diperlukan program yang didalamnya membuat masyarakat bisa mengatur dan mengorganisasikan masyarakatnya sendiri agar program tersebut sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
4.      Administrasi Pekerjaan Sosial
APS didefinisikan secara umum sebagai "usaha kerjasama yang terkoordinasi dan melibatkan semua anggota organisasi dalam proses perumusan tujuan, perencanaan, implementasi, perubahan dan evaluasi." APS diartikan sebagai aktivitas menyeluruh dalam suatu organisasi kesejahteraan sosial yang tujuan utamanya untuk mentransformasikan kebijakan sosial ke dalam pelayanan-pelayanan sosial. Kedua, APS didefinisikan secara khusus sebagai "suatu metoda praktek pekerjaan sosial". APS menunjuk pada proses intervensi sistematik yang terdiri dari tugas - tugas dan fungsi - fungsi serta aktivitas - aktivitas terkait lainnya yang dilaksanakan oleh petugas manajemen untuk memfasilitasi pencapaian misi dan tujuan organisasi. APS berkenaan dengan penerapan pengetahuan keterampilan dan nilai - nilai secara bertujuan dalam melaksanakan tugas - tugas seperti perumusan tujuan dan perencanaan program, mobilisasi dan pemeliharaan sumber, serta pengevaluasian hasil - hasil organisasi (Saari, 1977; Patty, 1983).
         Sebagai suatu metoda praktek, maka ciri khas APS adalah :
·         Ditunjang oleh teori - teori administrasi dan organisasi umum serta teori - teori manajemen.
·         Dikondisikan oleh tujuan - tujuan dan karakteristik manajemen kesejahteraan sosial.
·         Diwarnai oleh teori-teori dan nilai - nilai pekerjaan sosial.
Administrasi pekerjaan sosial adalah sebuah wadah bagi pekerja sosial untuk dapat memberikan pelayanan sosial, karena pekerja sosial sebagai sebuah profesi tentunya harus memiliki organisasi yang menaungi agar dapat berjalan dengan sistematis. Dengan mendirikan lembaga pelayanan sosial atau Human Service Organization (HSO) sebagai bentuk konkret praktik pekerja sosial yang dimana menempatkan manusia sebagai subyek utama untuk mencapai keberfungsian sosialnya. Dengan dilibatkannya pekerja sosial dalam administrasi, organisasi pelayanan sosial dapat menjalankan visi dan misi kemanusiaan dengan baik, menggunakan teori-teori kesejahteraan dan pekerjaan sosial.
Membuat program-program yang berbau kemanusiaan, mengimplementasikan kebijakan soisial dari pemerintah agar bisa diterima secara maksimal oleh masyarakat, kemudian dengan menggunakan metode ini pekerja sosial bisa membuat social mapping guna mengetahui permasalahan sosial apa yang di saat ini ada didalam masyarakat yang bisa di intervensi oleh pekerja sosial. Salah satu contoh lembaga sosial yang memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat yang berawal dari zakat, kemudian zakat tersebut dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, yaitu lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)
Pos Keadilan Peduli Umat (Sebuah organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial, menyantuni umat da pemberdayaan masyarakat). Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU lahir dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 hingga tahun 1999, yang diperparah dengan berbagai musibah bencana alam maupun kemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut di bentuk Yayasan PKPU melalui akte Notaris tanggal 10 Desember 1999 sebagai lembaga sosial pengelola bantuan masyarakat dengan visi Menjadi lembaga terpercaya dalam membangun kemandirian
(gambar Lembaga PKPU dari google.com)
Misi Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)
                     Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi, dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian.
                     Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
                     Memberikan pelayanan informasi, edukasi, dan advokasi kepada masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).
Visi dan misi tersebut kemudian diejawantahkan dalam 3 program utamanya, yaitu: penanganan bantuan bencana, rehabilitasi, dan pemberdayaan komunitas (community development) yang disalurkan melalui 17 Cabang di daerah dan mitra kerja di semua propinsi. Program-program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat miskin, pengungsi dan korban bencana.
2.      Ilmu Kesejahteraan Sosial
a.      Definisi Kesejahteraan Sosial
Teori                            Skills
 


Pendekatan                 Bidang layanan
   Ilmu Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang (Adi, 2005:17).
Kesejahteraan sosial juga merupakan usaha yang terorganisir dan dalam tujuan utamanya yaitu meningkatkan taraf hidup di masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya juga mencakup selain unsur pelayanan juga ada unsur kebijakan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendidikan, rekreasi, budaya, dan sebagainya (Edi Suharto, 2004)
Menurut beberapa ahli yang memandang bahwa kesejahteraan sosial adalah sebagai sebuah kajian teori dan praktik, diantaranya:
1.      Menurut Jhonson (1986): Suatu kegiatan kemasyarakatan yang terorganisir yang bertujuan untuk meningkatkan atau yang melestarikan keberfungsian sosial manusia. 
2.      Zastrow (2010:2): Tujuan dari kesejahteraan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, kesehatan, dan rekreasional pada setiap individu di masyarakat
3.      Midgley (1995:1): suatu keadaan atau kondisi kehidupan manusia tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik. Ketika kebutuhan manusia dapat terpenuhi san ketika kesempatan sosial dapat dioptimalisasikan.
Right Arrow: Pekerjaan  Pembangunan   Kajian    Ilmu Kesejahteraan 
 sosial   Sosial    Pembangunan   Sosial 
 





Adi (2013:17): Ilmu Kesejahteraan Sosial merupakan hasil evolusi dan upaya penyempurnaan dari disiplin pekerjaan sosial dengan menghubungkan hal-hal penting dari pendekatan pembangunan sosial dan kajian pembangunan. Sehingga, aspek makro dan global kental mewarnai perkembangan ilmu kesejahteraan sosial
Empat Pendekatan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial (Midgley 1995: 15-25):
1.      Social Philanthropy dan charitable giving
2.      Social work and profesional intervention
3.      Social Work administration and the provision of welfare state
4.      Social development approach

1.      Social Philanthropy dan charitable giving
Mengandalkan para donatur personal, upaya-upaya sukarela, dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan maupun memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, menciptakan kesempatan setiap warha masyarakat agar lebih mengembangkan diri mereka.
·         Penyediaan barang dan pelayanan bagi mereka yang memerlukan
·         Bentuk awal dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial
·         Berbasis agama
·         Nilai altruisme
·         Individual atau lembaga keagamaan
Pada awalnya Kesejahteraan Sosial berawal dari kegiatan filantropi sosial dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan bantuan atau pertolongan langsung (direct services), seperti dengan memberikan atau menyediakan barang-barang kebutuhan dasar, dan pelayanan sosial bagi mereka yang membutuhkan. Upaya tersebut dilakukan tidak lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial pada masyarakat. Dengan nilai altruisme (senang membantu orang lain) yang cukup kental di masyarakat dapat dilakukan oleh perseorangan maupun lembaga-lembaga masyarakat seperti lembaga keagamaan. Namun upaya pelayanan secara langsung (direct services) tersebut lambat laun dapat berubah menjadi pelayanan tidak langsung (indirect services) yang berwujud suatu kebijakan dalam upaya nya meningkatkan kesejahteraan sosial di masyarakat.
Seperti pada contoh kasus yang terjadi di Indonesia, kegiatan filantropi seperti memberikan bantuan berupa bantuan langsung (uang atau barang) kepada masyarakat yang membutuhkan masih banyak terjadi. Contohnya seperti pada kasus pengemis di kota bandung yang ingin di tertibkan oleh Ridwan Kamil untuk dipekerjakan sebagai petugas kebersihan. Para pengemis tersebut akan dipekerjakan sebagai petugas kebersihan dan diberikan gaji sebesar RP. 700.000 perbulan, namun kenyataan yang terjadi adalah para pengemis tersebut menolak rencana Ridwan Kamil tersebut lantaran “gaji” mereka sebagai pengemis lebih besar dibandingkan dengan gaji yang akan mereka terima dari Ridwan Kamil sebagai petugas kebersihan kota Bandung.
Salah satu contoh bantuan sosial yang ada di Indonesia dari pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) salah satunya dibidang kesehatan memberikan bantuan kepada masyarakat untuk dapat melakukan perawatan di rumah sakit dengan gratis, kemudian untuk bagi ibu hamil yang akan melahirkan ada jaminan persalinan secara gratis di rumah sakit. Bantuan ini juga sangat membantu masyarakat yang tidak mempunyai biaya untuk berobat di rumah sakit.
(Gambar BPJS Kesehatan dari akun Facebook BPJS Kesehatan)

Salah satu kegiatan atau program BPJS kesehatan untuk dapat mendekatkan diri dan bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
 Sehat Ala BPJS Kesehatan
Diawali Senam Pagi Sampai Seminar Kesehatan.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bekerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) kembali menyelenggarakan beberapa kegiatan menarik sekaligus memberikan informasi kepada seluruh civitas akademika mengenai pelayanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)BPJS Kesehatan.
Senam pagi bersama dan pembagian hadiah doorprize menjadi awal kegiatan, Jum’at, (05/12) pagi di halaman Rektorat Unmul yang dihadiri langsung oelh Rektor Unmul, Prof. Dr. H. Masjaya., M.Si. Senam yang diikuti puluhan pegawai dan dosen tersebut ditutup dengan pembagian doorprize dengan hadiah utama sebuah sepeda.
Tidak sampai disitu, kegiatan yang dihelat kantor BPJS Kesehatan cabang Kota Samarinda itu dilanjutkan dengan pemaparan dan sosialisasi JKN BPJS Kesehatan serta kegiatan Trainee of Trainer (ToT) bagi mahasiswa Unmul.
“Tujuan agenda yang kesekian kalinya ini adalah membangun hubungan kemitraan dan memberikan pemahaman serta persepsi yang sama mengenai program pemerintah yang mulai digulirkan pada tanggal 1 Januari 2014 lalu,” ungkap, Kepala BPJS cabang Samarinda, dr. Endang Diarty, di Ruang Serbaguna Rektorat Unmul.
Program-program BPJS Kesehatan, juga menurutnya, agar bisa sampai kepada masyarakat luas diperlukan peran mahasiswa untuk menyebarluaskan informasi tersebut dalam berbagai kegiatan pengabdian di masyarakat.
Hal ini tentunya membuat masyarakat bisa menjaga kesehatannya dan mulai paham bahwa kesehatan adalah aset yang paling berharga, jika kesehatan tidak dijaga dengan baik masyarakat tidak bisa maksimal dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Kemudian bantuan yang diberikan kepada masyarakat dapat digunakan secara bijak karena, masih banyak masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi tidak bisa mengakses kesehatan secara maksimal, diharapkan dengan adanya program ini kesehatan masyarkat bisa terjamin. Jaminan sosial merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang menjadi misi Negara untuk melaksanakannnya. Pengembangan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat merupakan amanat konstitusi dalam rangka memenuhi hak rakyat atas jaminan sosial yang dijamin dalam Pasal 28 H ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945.
Kemudian penyelenggaraaan jaminan sosial nasional yang adekuat merupakan salah satu pilar untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN menentukan 5 jenis program jaminan social, yaitu program jaminan kesehatan (JK), jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT), jaminan pensiun (JP) dan jaminan kematian (JKM), yang diselenggarakan oleh Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan transformasi dari BUMN penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah berjalan.
2.      Social work and profesional intervention
Mengandalkan pada tenaga profesional untuk mencapai tujuan kesejahteraan sosial dengan melakukan intervensi pada individu, kelompok maupun komunitas
·         Pendekatan yang terorganisir
·         Muncul lembaga-lembaga atau asosiasi yang fokus dalam penanganan masalah sosial yang semakin berkembang
·         Mengandalkan institusi, pengetahuan, nilai, dan kemampuan
·         Pekerjaan sosial muncul sebagai suatu profesi dengan menggunakan langkah-langkah tertentu
Intervensi yang dilakukan oleh Pekerja Sosial profesional dalam menghadapi isu pembangunan sosial adalah melakukan pendekatan yang terorganisir, artinya dengan melakukan strategi-strategi pembangunan yang terorganisir dengan baik mencakup pembangunan seperti apa yang akan dilakukan, siapa yang terlibat dalam pembangunan tersebut, dan rencana-rencana jangka panjang yang dapat menunjang pembangunan sosial tersebut. Tentunya untuk membantu mewujudkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 yaitu : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Maka diperlukan lembaga-lembaga atau asosiasi yang dapat membantu melayani masyarakat dalam upaya menangani masalah sosial yang semakin berkembang. Dengan mengandalkan institusi, nilai yang berlaku di masyarakat, pengetahuan serta kemampuan setiap elemen yang ada pembangunan sosial dapat dilakukan. Pekerja sosial sebagai profesi yang bergerak dalam isu kesejahteraan sosial muncul sebagai profesi yang dapat mengintervensi pembangunan sosial menggunakan langkah-langkah tertentu. 
Pada awalnya kegiatan penyaluran daging kurban hanya dilakukan dengan memberikan daging kurban oleh panitia saja, namun saat ini berkembang dengan adanya lembaga-lembaga yang melayani jasa penyaluran daging kurban kepada masyarakat yang membutuhkan. Kemudian dibuat inovasi-inovasi yang lain seperti mengemas daging ke dalam kaleng yang berbentuk kornet. Inovasi ini dilakukan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dengan cara yang baru.  


3.      Social Work administration and the provision of welfare state
Mengandalkan intervensi pemerintah melalui berbagai macam usaha kesejahteraan sosial yang menjadi kewajiban pemerintah (statutory social services). Pendekatan ini dikenal dengan nama pendekatan kebijakan sosial ataupun pelayanan sosial (social service or social policy approach).
·         Program-progam pelayanan pemerintah
·         Pelayanan sosial sebagai bentuk dari regulasi dan kebijakan sosial
·         Mengelola sumber daya yang dimiliki oleh seluruh masyarakat (warga negara)
·         Pemerintah bertanggung jawab penuh dalam upaya kesejahteraan sosial
Dengan kewajiban Pemerintah mewakili dan melayani rakyatnya maka pembangunan sosial merupakan salah satu langkah untuk membuat pembangunan di negara tertentu termasuk Indonesia. Itulah mengapa Negara harus memerhatikan warga negara nya yang tidak mampu dalam segi ekonomi (miskin) untuk mencegah agar negara tersebut tidak collapse. Pembangunan sosial merupakan program pelayanan dari Pemerintah sebagai bentuk regulasi dan kebijakan sosial yang dibuat untuk memakmurkan negara serta menyejahterakan masyarakatnya.
Pembangunan sosial dibuat juga untuk mengelola segala sumber daya yang dimiliki oleh negara untuk kemakmuran warga negara. Seperti yang tercantum dalam Pasal 33 ayat 3 yang mengatakan bahwa : “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Dalam pasal tersebut sudah sangat jelas bahwa negara boleh menguasai kekayaan alam (Sumber Daya Alam) dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat bukan kemakmuran pribadi, kelompok atau instansi manapun.
Sangat besar memang tanggung jawab yang diemban oleh Pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya. Maka diperlukan pekerja sosial yang profesional dalam membantu meringankan tugas Pemerintah dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan sosial melalui suatu pembangunan sosial yang tepat dan terencana dengan baik.
Pada saat ini, lembaga-lembaga zakat banyak berdiri untuk menghimpun dana zakat yang dihimpun dari masyarakat dalam upaya pembangunan sosial. Tidak sedikit program-program pemberdayaan masyarakat yang diciptakan oleh lembaga zakat. Program-program tersebut ditujukan untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia.
Peluang dari lembaga zakat untuk membantu Pemerintah dalam pembangunan sosial sangat besar, karena pada dasarnya dalam setahun, satu lembaga zakat saja bisa menghimpun dana milyaran rupiah. Dan pada dasarnya dana yang terkumpul tersebut akan kembali lagi kepada masyarakat yang membutuhkan. Yang harus lebih dioptimalkan adalah bagaimana pengelolaan dana zakat tersebut dilakukan dengan benar oleh lembaga-lembaga zakat tersebut agar dapat membuat program-program dalam bidang pembangunan sosial.          
4.      Social development approach
·         Tidak hanya memfokuskan pada layanan indiviual, tetapi juga komunitas dan masyarakat
·         Bersifat dinamis yang terlibat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
·         Menggabungkan dimensi sosial dan dimensi ekonomi
Pada dasarnya memang fokus pembangunan sosial tidak hanya kepada pelayanan terhadap individu saja, melainkan memfokuskan juga kepada pelayanan komunitas serta masyarakat. Karena dalam pasal 1 ayat 1 UU 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial mengatakan bahwa sasaran utama kesejahteraan sosial adalah individu atau perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pembangunan sosial bersifat dinamis dengan mengikuti perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi di masyarakat, pembangunan sosial sangat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Konsep pembangunan sosial termasuk dalam konsep pembangunan ekonomi, tetapi berbeda dalam fokusnya, yaitu menekankan pengembangan masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya. (Gore 1973, 10)
3.      Pembangunan sosial
Pembangunan sosial adalah sebuah proses perubahan sosial yang terencana dan desain untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh penduduk dalam kaitannya dengan proses yang dinamis dalam pembangunan ekonomi (midgley 1995:25) Pembangunan sosial adalah peningkatan kualitas norma dan nilai dalam pranata sosial yang menghasilkan pola interaksi atau, lebih dalam lagi, pola relasi sosial (terutama menyangkut hubungan kekuasaan), baik antar individu maupun kelompok. Jadi, pembangunan sosial adalah perbaikan manusia dalam dimensi sosialnya. Dalam perspektif pembangunan sosial, partisipasi masyarakat bukan sekedar alat atau cara, tetapi tujuan karena, dalam keikutsertaan yang aktif dan kreatif dalam pembangunan, hakikat manusia sebagai makhluk yang memiliki aspirasi, harga diri dan kebebasan diwujudkan dan sekaligus ditingkatkan mutunya. Dengan kata lain, penekanan pembangunan sosial adalah pemerataan sarana dan hak-hak manusia yang paling dasar (inklusi sosial) (Conyers 1982; Midgley 1995; Haralombos 2008:212-277)
Dalam kenyataanya masyarakat bukan hanya sebagai sasaran objek dalam prses pembuatan proram pembangunan, namun sekaligus berperan sebagai subjek Artinya pembanguna dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Tantanganya dibutuhkan SDM yang berkualitas dan mampu berperan dan ikut serta dalam prses pembangunan. Sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia kerja hanya dapat tercipta jika telah melewati tempaan pendidikan.



Sejarah                        Teori                            Paradigma


Kajian Pembangunan
Development studies merupakan cabang ilmu sosial yang multidisiplin yang mengkaji pembangunan, pendekatan dalam kajian ini adalah menekankan pada konsep pembangunan. Kajian tentang pembangunan sosial pada awal perkembangannya, sering dipertentangkan dengan pembangunan ekonomi. Hal ini terkait dengan pemahamam banyak orang yang menggunakan istilah pembangunan yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang diakibatkan oleh adanya industrialisasi (midgley, 1995:2). Dalam kenyataannya, pembangunan yang terlalu berfokuskan pada pembangunan ekonomi akan membuat jurang yang sangat besar antara si miskin dan si kaya, yang membuat kesenjangan diantara keduanya membuat masalah baru yang besar.
            Kajian tentang pembangunan sosial pada awal perkembangannya, sering dipertentangkan dengan pembangunan ekonomi. Hal ini terkait dengan pemahamam banyak orang yang menggunakan istilah pembangunan yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang diakibatkan oleh adanya industrialisasi (midgley, 1995:2). Dalam kenyataannya, pembangunan yang terlalu berfokuskan pada pembangunan ekonomi akan membuat jurang yang sangat besar antara si miskin dan si kaya, yang membuat kesenjangan diantara keduanya membuat masalah baru yang besar.
            Midgley (1995) melihat bahwa pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti dengan mengecilnya jurang antara si kaya dan si miskin merupakan suatu proses pembangunan yang terdistorsi. Sehingga perlu dilakukan pendekatan pembangunan lain yang bisa mengurangi kesenjangan atau jurang dari si kaya dan si miskin. Pandang midgley ini juga munculnya sebagai hasil kunjungannya dari negara dunia ketiga di era 1980-an dan awal 1990-an, termasuk salah satunya melihat perkembangan kesejahteraan sosial di indonesia pada periode tersebut. Sebagai salah satu alternatif mengatasi permasalahan yang muncul, maka midgley mengusung gagasan pembangunan sosial yang disetarakan dengan pembangunan ekonomi.
Midgley mengajukan 8 aspek dalam sebuah pembangunan sosial yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.      Proses pembangunan sosial tidak terlepas dari pembangunan ekonomi. hal ini yang membuat pendekatan pembangunan sosial berbeda dengan pendekatan institusional dan residual dalam ilmu kesejahteraan sosial. jadi dalam hal ini midgley beranggapan bahwa sebuah pembangunan sosial tidak bisa terlepas dari pembangunan ekonomi yang baik.
Salah satu sektor pembangunan ekonomi yang baik adalah salah satunya penerimaan keuangan negara yang baik. Penerimaan keuangan negara yang baik bisa menjadi salah satu indikator bahwa kondisi ekonominya membaik. Bagaimana APBN ini digunakan dengan baik, disitulah pembangunan sosial ada. APBN sekarang sudah tidak lagi berfokus bagaimana pembangunan sektor infrastruktur, lapangan kerja dan sektor industri, tetapi lebih kepada peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, serta didukung dengan kesehatan yang baik.
2.      Pembangunan sosial mempunyai fokus yang interdisipliner yang diambil dari berbagai jenis ilmu sosial. Misalnya, pandangan dari ilmu politik dan ekonomi yang dipadukan untuk mendapatkan gambaran permasalahan dalam masyarakat. Perpaduan dari aspek ekonomi dan politik akan memformulasikan sebuah intervensi sosial ( perubahan sosial yang terencana ) untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan bukan sekedar menangani permasalahan yang ada di masyarakat.
3.      Dalam proses pembangunan sosial tergambar adanya suatu proses yang dinamis. Dinamika dalam perubahan sosial ini menggambarkan adanya interaksi antara pelaku perubahan dengan sasaran perubahan, serta menggambarkan adanya interaksi internal di dalam masyarakat. pada aspek ini di dalamnya dinyatakan secara eksplisit akan adanya unsur perubahan dan pertummmbuhan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Proses dinamis ini meliputi tahap awal, pre-existing condition (kondisi awal) merupakan kondisi masyarakat yang kurang menyenangkan yang ingin diubah; tahap kedua, proses perubahan itu sendiri; damn tahap ketiga kondisi akhir ( the end state) ketika proses perubahan sosial sudah berakhir.
4.      Proses perubahan yang terdapat dalam pendekatan pembangunan sosial pada dasarnya bersifat progresif. Aspek progresif ini menunjukan bahwa perubahan dirancang dalam pendekatan pembangunan sosial ini secara bertahap tapi terencana, dengan pasti akan menunjukan ke arah yang lebih baik.
5.      Proses pembangunan sosial adalah interventionist. Perbaikan kehidupan masyarakat hanya dapat terjadi jika pelaku perubahan melakukan berbagai upaya perubahan sosial yang terencana guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini menentang pandangan yang menyatakan bahwa perbaikan kehidupan sosial akan terjadi secara natural, jika ekonomi pasar sudah berjalan dengan baik ataupun perubahan yang terjadi secara natural karena dorongan sejarah.
6.      Tujuan pembangunan sosial diusahakan  untuk dicapai melalui beberapa strategi. Strategi-strategi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan menghubungkan intervensi sosial dengan upaya-upaya pembangunan ekonomi. Meskipun keduanya didasari oleh keyakinan dan ideologi yang berbeda.
           Program pasar murah, Rumah sakit gratis adalah beberapara dari strategi pembangunan sosial yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat. Kebijakan pembangunan fasilitas pendidikan baru, peningkatan SDM di sektor pemerintahan, sektor kesehatan dan sektor pendidikan, merupakan kebijakan secara tidak langsung tapi berdampak pada peningkatan pembangunan sosial.
7.      Pembangunan sosial lebih bersifat memusat pada populasi suatu kesatuan yang bersifat inklusif dan universalistik. pembangunan sosial tidak hanya berfokus kepada individu yang membutuhkan tetapi juga komunitas yang terlantarkan oleh pembangunan ekonomi yang terjadi selama ini.
8.      Tujuan dari pembangunan sosial adalah pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (promotion of social welfare). Kesejahteraan sosial yang dimaksudkan midgley adalah kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi sosial dan bukan sekadar kegiatan amal ataupun bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah (1995:13). Kesejahteraan sosial dapat dilihat dari tiga unsur utamanya, yaitu : (a) tingkatan (derajat) sampai dimana permasalahan sosial yang ada di masyarakat dapat dikelola; (b) sampai seberapa banyak kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi; (c) sampai seberapa besar kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat diperluas pada berbagai lapisan masyarakat (1995:14). Dari hal diatas dapat dilihat bahwa sekarang ini semua pembangunan yang ada di indonesia bertujuan untuk pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat indonesia, baik dalam hal pendidikan, kesehatan,dan ekonomi.
            Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa sebuah pembangunan sosial tidak pdat berarti jika tidak didukung dengan pembangunan lainnya, salah satunya ekonomi. Pembangunan sosial dan ekonomi adalah suatu kesatuan pembangunan yang tidak dapat dipisahkan, karena pembangunan sosial tidak dapat berjalan baik tanpa didukung pembangunan ekonomi, begitupun pembangunan ekonomi yang tidak berarti apa-apa tanpa pembangunan sosial yang baik.                                                             
Tiga Strategi besar juga diungkapkan midgley dalam sebuah konsep pembangunan sosial dalam upayanya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, Midgley (1995:103-138), yaitu :
1.      Pembangunan sosial melalui individu (social development by individuals), dimana individu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat guna memberdayakan masyarakat. Pendekatan ini lebih mengarah kepada pendekatan individualis atau perusahaan (individualist or enterprise approach);
     Peran yang bisa dilakukan dalam proses pembangunan sosial di level individu adalah seperti seorang pekerja sosial medis. Pekerja sosial ini sudah mulai dilakukan di indonesia, terutama untuk rumah sakit yang berlevel-A. Peraturan mengenai pekerja sosial medis dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Peran yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial medis dalam setting rumah sakit adalah melakukan konseling individu dan keluarga, melakukan lawatan ke ruangan, melakukan home visit, melakukan evaluasi sosial, bekerjasama dengan dinas sosial, bekerja sama dengan panti sosial, melakukan bimbingan sosial, membantu tim rehabilitasi dan pelaksanaan terapi, melakukan persiapan pulang terhadap klien, melakukan after care. Melihat peran tersebut keselamatan pasien dapat tercapai dengan selalu termonitornya perkembangan si pasien itu sendiri. Peran pekerja sosial seharusnya mendapatkan tempat yang layak dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.
2.      Pembangunan sosial melalui komunitas (social development by community), dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama pendekatan komunitarian (communitarian approach);
Komunitas yang bisa menjadi contoh salah satu yang membantu pembangunan sosial adalah dompet dhuafa. Organisasi ini memanfaatkan tingginya charity di indonesia untuk diolah dan disalurkan melalui berbagai program unggulan yang berjangka panjang, seperti membangun sekolah dan fasilitas kesehatan di tengah-tengah masyarakat yang bisa dijangkau oleh masyarakat sekitarnya.
3.      Pembangunan sosial melalui pemerintah (Social development by governments), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga di dalam organisasi pemerintah. Pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan negara ( state approach)
Contohnya adalah BPJS. BPJS adalah salah satu dari bagian pembangunan sosial di level pemerintah dimana BPJS ini digunakan untuk memberikan jaminan kepada seluruh pekerja yang terdaftar didalamnya untuk mendapatkan asuransi kesehatan. Kesehatan yang baik akan meningkatkan produktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari yang membantu bagaimana sebuah pembangunan itu bisa terwujud dengan baik.

Sedangkan menurut gray (1997:361) sebagai perbandingan, menggambarkan level pembangunan dalam sebuah pembangunan sosial menjadi empat level, keempat level tersebut antara lain :
1.      Pembangunan sosial di level mikro (individual level), yang menitikberatkan pada pembangunan melalui intervensi sosial (Perubahan sosial yang terencana) yang dilakukan di tingkat individual untuk masalah-masalah personal yang biasanya juga terkait dengan masalah sosial yang lebih luas, misalnya konseling trauma yang dari korban tindak kekerasan oleh orang tuanya.
2.      Pembangunan sosial di level mezzo (community level), yang menitikberatkan pada upaya komunitas yang bekerja sama (biasanya melalui berbagai medium kelompok ) guna menghadapi permasalahan yang ada di tingkat komunitas. Biasanya pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan pengembangan masyarakat ataupun intervensi komunitas.
3.      Pembangunan sosial di level makro (National level), biasanya menitikberatkan pada pembuatan kebijakan sosial penyediaan bantuan sosial di tingkat nasional, dan juga pemberdayaan politik bagi warga negara.
4.      Pembangunan sosial di level global (international level) yang biasanya menitikberatkan pada pembuatan kebijakan sosial penyediaan bantuan sosial di tingkat nasional, dan juga pemberdayaan politik bagi warga negara.
Sedangkan menurut gray (1997:361) sebagai perbandingan, menggambarkan level pembangunan dalam sebuah pembangunan sosial menjadi empat level, keempat level tersebut antara lain :
1. Pembangunan sosial di level mikro (individual level), yang menitikberatkan pada pembangunan melalui intervensi sosial (Perubahan sosial yang terencana )yang dilakukan di tingkat individual untuk masalah-masalah personal yang biasanya juga terkait dengan masalah sosial yang lebih luas, misalnya konseling trauma yang dari korban tindak kekerasan oleh orang tuanya.
2. Pembangunan sosial di level Mezzo ( community level), yang menitikberatkan pada upaya komunitas yang bekerja sama (biasanya melalui berbagai medium kelompok ) guna menghadapi permasalahan yang ada di tingkat komunitas. Biasanya pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan pengembangan masyarakat ataupun intervensi komunitas.
3. Pembangunan sosial di level makro (National level), biasanya menitikberatkan pada pembuatan kebijakan sosial penyediaan bantuan sosial di tingkat nasional, dan juga pemberdayaan politik bagi warga negara.
4. Pembangunan sosial di level global (international level) yang biasanya menitikberatkan pada pembuatan kebijakan sosial penyediaan bantuan sosial di tingkat nasional, dan juga pemberdayaan politik bagi warga negara.
Kesejahteran sosial memandang pembangunan sosial dari 3 dimensi
Dimensi pertama makro
Pada dasarnya memfokuskan pada intervensi sosial di level kebijakan, sehingga model intervensi komunitas seperti yang di ungkapkan oleh Jack Rothman yang kebih tepat untuk dimensi ini adalah model intervensi kebijakan sosial dan perencanaan sosial. Dari uraian tersebut dapat diambil contoh sebuah kebijakan yang dilakukan oleh pemprov jakarta, selama ini PMKS berasal dari kawasan migran dari daerah pinggiran jakarta dan selama ini kebijakan yang diambil adalah menertibkan PMKS ketempat asalnya, karena pemenrintah DKI merasa dengan hal yang seperti itu PMKS bisa berkurang, dan jakrta menjadi tempat yang nyaman untuk di tempati. Namun kenyataannya PMKS itu kembali lagi ke jakarta, karena mereka tidak bisa mencari mata pencahairan didaerah asalnya. Dari hal tersebut pemerintah DKI jakarta membuat kebijakan dengan menganggarkan pengalokasian dana 5%-15% untuk pembangunan daerah asal migran yang tertinggal untuk meningkatkan gairah ekonomi didaerah tersebut. Sehingga, ketika gairah ekonomi meningkat PMKS yang kembali ke Jakarta bisa menghidupi keluarganya.
Dimensi Mezzo
Sejalan arah perubahan dalam dimensi makro, maka pada tingkat organisasi dan komunitas pun arah implementasi pembangunan diharapkan akan dapat merubah dan memfokuskan pada aspek relief dan rehabilitativ kearah preventif dari mitigasi yang mungkin terjadi jika pembangunan masih buruk. Pihak pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dunia, dalam hal ini diharapkan dapat memfokuskan proses pembangunan daerah asal daripada memfokuskan pemberian paket bantuan atau penambahan modal. Jadi pada dasarnya masyarakat tidak bergantung lagi kepada bantuan yang diberikan oleh pemerintah ataupun lembaga swadaya masyarakat, melainkan masyarakat bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki dengan maksimal untuk kesejahteraan masyarakat. Pada dimensi mezzo ini intervensi komunitas menjadi alternatif strategi untuk mengambangkan masyarakat. Contoh yang bisa diambil adalah Lembaga Dompet Duafa.
Dimensi Mikro
Perubahan dalam dimensi makro dan mezzo diatas pada dasarnya harusnya diikuti oleh dimensi mikro ataupun sebaliknya, tanpa adanya perubahan pada sikap dan perilaku perubahan (dalam hal ini pealau perubahan dari unsur pemerintah, NGOS maupun duna swasta), maka pembangunan dimensi makro dan mezzo dapat berjalan dengan baik. Bila aparat dari organisasi pemerintah, organisasi non pemerintah maupun dunia usaha masih mengembangkan mentalitas korupsi maka yang terjadi adalah pembusukan dari dalam berbagai sistem pengawasan telah dikembangan dalam beberapa tahun terakhir untuk mengatasi mentalitas korupsi. Hal tersebut berdampak baik sehingga pelaku korupsi dapat berkurang. Proses perubahan tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi yang diantara lainnya adalah
1.         Pencarian nilai positif nilai agama dan buadaya yang diakui oleh indonesia yang bisa mengurangi mentalitas korupsi. Sehinga pencarian nilai yang berbasis masyarakat lebih bisa cepat diserap oleh masyarkat
2.         Pengembangan program penyadaran publik melalui kampanye sosial yang kreatif, iklan-iklan dalam media cetak dan elektronik yang bisa memberikan penyadaran kepada masyarakat yang masih berpelaku mentalitas koruptor
3.         Terdapat inisiatif perubahan yang dilakukan individu intu sendiri, akan lebih efektif jika pemerintah dan organisasi didalamnya bisa memberikan contoh yang baik dalam berperilaku dan menghindari mentalitas korupsi dari proses pembangunan
4.         Disamping tiga intervensi diatas, intervensi yang lain yang bisa dilakukan adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan ini dilakukan dengan inovatif dan kreatif guna mengurangi menalitas korupsi. Ketika mentalitas terebut dapat dikurangi dan individu dapat menujukan etos kerja yang baik maka sistem reward harus diberikan. Ketika semua individu bisa menghilangkan korupsi dan meningkatkan etos kerja, maka sebuah NGO atau NGOP dapat berjalan dengan baik dan membantu proses pembangunan.
Kenapa setiap negara perlu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya ? Jawabannya adalah pada dasarnya, setiap negara yang berdiri, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Berikut ini adalah contoh tiga tipe masyarakat yang dibantu oleh negara menurut Elizabeth Poorlaw. 
3 Tipe masyarakat yang dibantu oleh negara (Elizabeth Poorlaw)
·         Orang miskin yang masih memiliki keadaan fisik yang kuat
·         Orang miskin namun memiliki keadaan fisik yang buruk
·         Anak-anak yang masih ketergantungan dengan orang lain (dependency children)
     Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya pembangunan sosial, maka dimensi-dimensi kesejahteraan sosial akan terbentuk dengan cara melakukan pembangunan manusia sebagai pusat pembangunan, sehingga manusia atau masyarakat tidak menjadi penonton dalam pembangunan. Mereka adalah pelaku dari pembangunan sosial, maka dari itu partisipasi masyarkat sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan sosial yang dilakukan oleh pemerintah dan stakeholder terkait.
     Pembangunan sosial juga dapat meningkatkan kapasitas serta potensi yang dimiliki oleh masyarakat, dimana masyarakat dapat menemukan solusi dan berusaha untuk mencari jawaban akan permasalahannya. Mengurangi ketergantungan terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah, dengan masyarakat yang mandiri serta masyarakat yang memiliki pola pikir kedepan dan positif akan membantu dalam pengembangan pembangunan sosial.
4.      Hubungan Antara Pekerjaan Sosial, Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan Sosial
Pembangunan kesejahteraan sosial sejatinya adalah segenap strategi dan  aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, maupun civil society untuk  meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang  bermatra pelayanan sosial, penyembuhan sosial, perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat (Suharto, 2006). Pembangunan melalui investasi sosial mempunyai dampak langsung berupa penciptaan lapangan kerja, prakarsa partisipasi dalam pembangunan yang lebih luas biarpun pada awalnya dalam lapangan  pembangunan sosial yang sederhana. Investasi dalam pembangunan sosial akan  meningkatkan produktivitas karena adanya rasa ikut memiliki serta kepercayaan  melalui partisipasi yang lebih ikhlas. Karena partisipasi itu dilakukan dengan ikhlas,  maka lebih mudah memberikan kepuasan berkat dipenuhinya hak-hak sosial ekonomi  dan budaya yang sangat mendasar. 
Dalam dunia pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial, pembangunan sosial populer di awal 1980-an. Dimana hal ini terkait dengan keterlibatan beberapa pekerja sosial dari Amerika Serikat yang bekerja di berbagai lembaga internasional dan mempunyai program pada negara-negara yang sedang berkembang (Midgley:1995:30). Pembangunan sosial dipandang sebagai salah satu pendekatan yang cukup efektiv untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena pembangunan sosial menjadikan manusia (IKKM) sebagai pusat dari pembangunan.
            Pembahasan selanjutnya adalah pembangunan sosial mempunyai 3 strategi yang dimana strategi tersebut berbanding lurus dengan apa yang ada di konsep pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial. Dimana individu, komunitas dan masyarakat bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada adalam dirinya sehingga dapat mencapai aktualisasi diri, serta bisa meningkatkan keberfungisan sosialnya. Tiga strategi tersebut meliputi:
1.      Pembangunan Sosial melalui individu (Social Development by Individuals), dimana individu-individu dalam sebuah masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat guna memberdayakan masyarakat (Community Empowerment)
2.      Pembangunan Sosial Melalui Komunitas (Social Development by Communities), yang dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya
3.      Pembangunan sosial melalui pemerintah (Social Development by Goverment), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga di dalam organisasi pemerintah. (Midgley 1995:103-138)
Contoh kebijakan mengenai Pembangunan sosial untuk kesejahteraan masyarkat
Salah satu kebijakan pemerintah melalui PNPM Mandiri Pedesaan yang di bernama Generasi Sehat dan Cerdas PNPM, PNPM Generasi adalah program fasilitasi masyarakat dalam rangka  perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan – akses pendidikan dasar dan menengah. Sebagai stimulan dalam menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan, program menyediakan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Selain itu, perlu difasilitasi juga munculnya pendanaan dari sumber atau potensi yang ada di masyarakat sendiri, pemerintah daerah atau dari kelompok peduli lainnya. 
(gambar logo pnpm mandiri dari google.com)
Tujuan Program
Tujuan dari program ini adalah:
a.       Meningkatnya derajat kesehatan ibu dan anak-anak balita
b.      Meningkatnya pendidikan anak-anak usia sekolah hingga tamat Sekolah Dasar (SD/MI)  dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP/MTs).
Sasaran Program dan Penerima Manfaat 
Sasaran program adalah anggota masyarakat yang secara rutin dipantau perkembangan atau perolehan layanan bidang kesehatan ibu-anak dan pendidikan dasar. Dengan demikian, sasaran dari program ini  adalah seluruh ibu-ibu  yang sedang hamil, ibu menyusui dan bayinya, anak-anak balita, serta anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama. 
Penerima manfaat (benecifiary) adalah anggota masyarakat yang menerima manfaat secara langsung dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Penerima manfaat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) diutamakan bagi mereka yang termasuk dalam kelompok rumah tangga miskin dan yang selama ini belum mendapatkan pelayanan kesehatan ibu anak dan pendidikan dasar.
Indikator Keberhasilan 
Ukuran atau indikator keberhasilan merupakan kondisional yang akan dicapai oleh masyarakat dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dalam rangka mengikuti program ini. Ukuran keberhasilan ini dimaksudkan agar masyarakat memfokuskan pada pencapaian tujuan program dan tidak hanya melakukan kegiatan pendidikan dan kesehatan secara umum. Ukuran yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.      Bidang Kesehatan, meliputi:
                                    (google.com/pnpm-generasi)
a.       Setiap ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali pemeriksaan selama masa kehamilannya. 
b.      Setiap ibu hamil mendapatkan minimal 90 butir pil Fe (penambah darah) selama masa kehamilannya.
c.       Setiap proses kelahiran ditangani oleh tenaga bidan atau dokter
d.      Setiap ibu yang melahirkan dan bayinya mendapatkan perawatan nifas oleh bidan atau dokter, minimal 2 kali perawatan dalam waktu 40 hari setelah  proses persalinan.
e.       Setiap bayi usia 12 bulan ke bawah mendapatkan imunisasi standar secara lengkap 
f.       Setiap bayi usia 12 bulan ke bawah berat badannya ditimbang dan selalu naik pada setiap bulannya ( untuk bayi di bawah usia 6 bulan, berat badannya naik lebih dari 500 g per bulan dan bayi usia 6-12 bulan naik lebih dari 300 g). 
g.      Setiap anak usia 6 bulan sampai 59 bulan mendapatkan Vitamin A, 2 kali dalam setahun  
h.      Setiap anak balita (bawah lima tahun) ditimbang sebulan sekali secara rutin.
2. Bidang Pendidikan, meliputi:
a.       Setiap anak usia sekolah dasar (7 tahun ke atas)  terdaftar sebagai siswa Sekolah Dasar (SD/MI) 
b.      Tingkat kehadiran setiap siswa SD/MI dalam mengikuti proses belajar mengajar, minimal 85%. Usia sekolah SD menurut DEPDIKNAS adalah 7 sampai 12 tahun
Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam proses perkembangan individu dan masyarakat, dengan pendidikan manusia bisa merancang sebuah model masa depan yang lebih baik. Masyarakat desa memandang pendidikan merupakan hal yang penting, namun ketersediaan sistem sumber yang mendukungnya belum dapat terpenuhi. Terutama untuk masyarakat yang perekonomiannya menengah kebawah. Pendidikan dasar sembilan tahun yang digadang-gadang pemerintah  bisa mengatasi masalah pendidikan.
Program ini  merupakan bagian dari PNPM Mandiri  yang direncanakan akan dilakukan sampai dengan tahun 2015.   Pendekatan dalam PNPM Generasi dengan menggunakan dasar-dasar pemberdayaan masyarakat. Artinya bahwa program ini harus berangkat dari masyarakat, dilakukan oleh masyarakat dan diperuntukkan juga bagi masyarakat. Dibandingkan dengan pendekatan lainnya, pendekatan pemberdayaan masyarakat lebih mampu menjamin efektifitas dan keberlanjutan sebuah program penanggulangan kemiskinan.
Dengan adanya program ini masyarkat bisa berpartisipasi dalam meningkatkan mutu kehidupannya dengan cara berpartisipasi dalam program ini, masyarakat bisa mengoptimalkan aktualisasi dirinya dengan Focus Disscusion Group mereka dapat menemukan jalan keluar bagi masalah yang mereka hadapi.

Dari gambar tersebut dapat terlihat masyarakat melakukan musyawarah program generasi sehat cerdas, mereka dengan semangat menyusun rencana strategis agar program ini bisa maksimal, selain program bisa berjalan masyarakat yanbg tergabung dal tim juga mendapatkan pengalaman yang menarik berkecimpung dalam pelaksanaan program yang sekaligus memberikan penilaian dan pengawasan terhadap kebijakan yang sedang berlangsung.
Kesimpulannya adalah pengembangan masyarkat yang berbasis partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, kemudian juga secara tidak langsung memberdayakan masyarakat, sehingga masyarakat bisa terlepas dari ketergantungan terhadap bantuan yang diberikan. Karena saat ini pembangunan bukan hanya sekedar fisik belaka, namun pembangunan yang berbasis kepada manusia sebagai pusat pembangunan, pembangunan mental dan mindset masyarakat yang harus diperhatikan. Karena masyarkat bukan lagi penonton dari pembangunan yang ada, namun jadi bagian yang paling penting agar dapat mencapai kondisi kesejahteraan sossial yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Isbandi Rukminto Adi. 2012. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Abu Huraerah. 2003. Isu Kesejahteraan Sosial (Di Tengah Ketidakpastian Indonesia). Bandung: CEPLAS (Center for Political and Local Autonomy Studies)
Suharto, Edi. 2013. Kebijakan Sosial Sebagau Kebijakan Publik. Bandung: Afabeta. Cetakan ke-empat
Santoso T. Raharjo. 2014. Dasar Pengetahuan Pekerjaan Sosial. Sumedang: Unpad Press
Budhi Wibawa, Santoso T. Raharjo dan Meilany Budiarti S. 2010. Dasar-dasar Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya Padjadjaran
(Diakses dan diunduh pada tanggal 14 Maret 2015)
(Diakses dan diunduh pada tanggal 14 Maret 2015)



0 comments:

Post a Comment

About

BTemplates.com

Tomi Sapari. Powered by Blogger.

Pages

Popular Posts